Selasa, 31 Mei 2011

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Budidaya Jamur Tiram lebih Mudah dengan Media Murah

http://www.cybertokoh.com/news/jamur.htm
Edisi 325 / Minggu / 1 3 Maret 2005
AGRIBISNIS jamur tiram, di Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih tergolong hal baru. Di Jawa dan Bali, bisnis ini sudah cukup lama dikenal. Di Lombok, tidak banyak bahkan bisa dikatakan hanya satu dua saja yang menggeluti usaha ini. Salah satunya adalah usaha yang dirintis Ir. M. Mahrup Kaseh sejak tahun 1989. Hingga kini usaha itu masih bertahan dan terus melakukan inovasi pada teknik budidaya dan pengembangan pemasarannya sehingga menjadi agribisnis yang utuh dan mudah dilaksanakan sebagai teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
Pengembangan teknik budidaya ini dipermudah dengan menggunakan bibit sebar dedan dengan media yang mudah dan murah. Alat pres dan alat sterilisasi direkayasa sendiri sehingga mudah dilaksanakan dengan hasil yang baik. “Teknik dan alat yang digunakan merupakan hasil pencarian terus menerus,” ungkap pensiunan PNS ini yang mengaku, belajar membudidayakan jamur lewat buku, potongan-potongan koran, majalah dan informasi yang ia kumpulkan.
Di Mataram, menurut, Ir. Parman, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, yang selama ini peduli dalam penelitian dan permasalahan jamur, animo masyarakat untuk membudidayakan jamur ini terbilang kurang. “Padahal untuk komoditi ekspor usaha ini sangat menjanjikan,” katanya.
Berbeda dengan jamur merang yang perlu ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara, jamur tiram tidak memerlukan suhu tertentu atau ruang kedap udara. “Pada suhu biasa, jamur tiram bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya. Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Menyoal rasa dari jamur tersebut, ungkap Parman, tergantung medianya. Sementara itu, untuk menghasilkan jamur sesuai warnanya tergantung pada warna asal bibit yang ditanam.-niek
Cermati Ciri-ciri Jamur Beracun
SECARA umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. “Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya,” kata Ni Nyoman Widarmini, S.K.M. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum, Mataram.
“Tentunya, jamur yang boleh dimakan atau tidak beracun,” ungkap Ir. Parman, Ph.D. Menurutnya, jamur tiram, yang berkembang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah muda. Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu.
Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan. Jamur yang tergolong beracun dan tidak dapat dikonsumsi, lanjutnya, jika jamur tiram misalnya, tumbuh di kayu yang masih hidup, tumbuh di bangkai, kotoran ayam atau binatang ternak. “Jika termakan, jamur jenis ini akan menyebabkan keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.
Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan kekuning-kuningan dan berlendir. “Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan dikonsumsi,” saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan.
Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15 kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg.
Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung vitamin C. “Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung vitamin A,” ujar Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. – niek
Belum Mampu Memenuhi Permintaan
BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan Mahrup, bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan bibit sebar jamur tiram ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bibit.
Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat ketimbang proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan. Membuat bibit induk dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan 2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri.
Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang. Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat, kata Mahrup. Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh permukaannya. “Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang produksi,” ujar Mahrup.
Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut polybag. Tidak lama setelah itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai.
Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram berumur sehari untuk dijual. “Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan sudah tidak lagi terkontaminasi,” katanya. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini, Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-polybag jamur siap panen tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra yang rutin mengambil masing-masing 200 polybag tiap bulannya. Di samping itu, pemasaran dilakukan di pasar-pasar tradisional sekitar Mataram.
Permintaan akan jamur siap panen dalam polybag tersebut, menurutnya, sangat tinggi, hanya saja ia belum mampu menyediakannya. Tahun 2005 ini ia telah membuat bibit lebih banyak dari biasanya, serta sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan bisa menambah berat jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons. Di rumahnya, tempat budidaya jamur tiram sampai saat ini, Mahrup telah banyak memberikan pelatihan-pelatihan pada mahasiswa tentang budidaya jamur tiram juga sebagai tempat PKL, sumber bahan penelitian dan konsultasi teknologi serta menjadi tempat tujuan agrowisata yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di NTB. –niek
olahan-jamur-tiram

Rabu, 11 Mei 2011

KOMPLEKS HIDROKARBON

Kompleks Hidrokarbon
Kata Kunci: alkil homoleptik, haptisitas, interaksi agostik, kompleks alil, ligan alkil, ligan karbin, senyawa organologam
Ditulis oleh Taro Saito pada 30-11-2009

Senyawa organologam adalah senyawa yang memiliki ikatan logam-karbon, dan antara satu sampai delapan atom karbon dalam ligan hidrokarbon terikat ke ogam. Haptisitas mendeskripsikan jumlah atom dalam ligan yang mempunyai interaksi koordinatif dengan logamnya dan jumlah ini ditambahkan ke simbol η. Sebagai contoh η5 (pentahapto)-siklopentadienil (Tabel 6.5).

Sebuah ligan yang mendonasikan sejumlah bilangan ganjil elektron pada logam secara formal adalah radikal dan radikal akan distabilkan dengan ikatannya pada logam. Sebuah ligan yang mendonasikan sejumlah genap elektron pada logam biasanya molekul netral dan ligan ini stabil bahkan tanpa dengan terikat pada logam. Ligan karben atau karbin merupakan kekecualian. Rumus kimia senyawa organologam diungkapkan dalam banyak kasus dengan menggunakan kurung siku [ ] seperti untuk senyawa kompleks, dan dalam buku ini akan diikuti konvensi ini.

hapisitas

Ligan Alkil

Senyawa logam transisi alkil atau aril memiliki ikatan M-C tunggal. Walaupun telah banyak usaha dilakukan untuk mencoba mempreparasi senyawa ini, isolasi senyawa alkil dan aril logam transisi selalu menemui kegagalan. Baru tahun 1950 senyawa kompleks alkil yang stabil dapat diisolasi. Cp2ZrCl(Pr), WMe6, CpFeMe(CO)2, CoMe(py)(dmg)2, (dmg = dimetilglooksimato), IrCl(X)(Et)(CO)(PPh3)2, NiEt2(bipy), PtCl(Et)(PEt3)2 merupakan senyawa-senyawa khas alkil logam. Dari berbagai proses sintesis yang dikembangkan selama ini, reaksi senyawa yang mengandung ikatan M-halogen dengan senyawa alkil logam golongan utama, seperti reagen Grignard atau senyawa organolitium, merupakan rute sintesis yang umum. Khususnya vitamin B12, yang karena menentukan struktur ini D. Hodgkin (hadiah Nobel 1964) diketahui memiliki ikatan Co-C yang sangat stabil. Senyawa alkil logam yang hanya memiliki ligan alkil seperti WMe6, disebut alkil homoleptik.

Secara perlahan kemudian diterima pendapat bahwa penyebab utama ketakstabilan kompleks alkil adalah rendahnya energi aktivasi dekomposisinya bukan karena rendahnya energi ikatan M-C. Rute dekomposisi yang paling umum adalah eliminasi β. Yakni interaksi ligan hidrokarbon dan logam cenderung menghasilkan hidrida logam dan olefin. Interaksi semacam ini disebut dengan interaksi agostik. Walaupun ligan alkil dan aril adalah ligan 1-elektron, alkil dan aril dianggap anion bila bilangan oksidasi logamnya dihitung. Dalam hal ini ligan hidrida, H, mirip dengan ligan alkil.

Kompleks alil π

Bila suatu gugus alil, CH2=CH-CH2-, diikat pada logam melalui atom karbon, alil ini akan merupakan ligan 1 elektron mirip dengan alkil. Bila ikatan rangkapnya terdelokalisasi, tiga atom karbon akan terikat pada logam secara serentak sebagai ligan 3 elektron. Jadi, ini juga merupakan ligan berelektron ganjil dan secara formal berupa anion dan distabilkan dengan berkoordinasi dengan logam. Pd(C3H5)(Ac)(PPh3), Co(C3H5), dsb adalah contoh-contoh yang dikenal baik. Karena modus koordinasi η1, η2, dan η3 mungkin terjadi dalam reaksi katalisis senyawa hidrokarbon tak jenuh, berbagai reaksi dapat terjadi.
Kata Pencarian Artikel ini:
organologam grignard, penentuan serapan vit B12, reaksi aktifasi hidrokarbon, gugus alil, penentuan serapan vitamin B12, penyebab senyawa hidrokarbon sangat stabil, reaksi aktivasi ikatan C-H hidrokarbon (jenuh) oleh organologam transisi, tabung filter KSH, vitamin b12

REAKSI KOMPLEKS

Reaksi Kompleks
Kata Kunci: efek trans, konstanta pembentukan, mekanisme asosiatif, mekanisme disosiatif, mekanisme pertukaran, reaksi kompleks, reaksi substitusi ligan
Ditulis oleh Taro Saito pada 06-12-2009

Reaksi kompleks diklasifikasikan kedalam reaksi substitusi ligan, reaksi konversi ligan dan reaksi redoks logam. Reaksi substitusi dan redoks khususnya telah dipelajari dengan detil.

Reaksi substitusi ligan

Reaksi substitusi ligan kompleks

LnMX + Y → LnMY + X

sangat penting untuk preparasi berbagai turunan kompleks. Kondisi detil ligan dan kompleks yang memungkinkan reaksi ini telah dipelajari untuk memahami stereokimianya dan mencapai laju reaksi substitusi yang praktis. Seperti juga pada jenis reaksi yang lain, kita perlu memahami kesetimbangan dan laju reaksinya.

Konstanta pembentukan

Konstanta kesetimbangan reaksi substitusi ligan disebut dengan konstanta kestabilan atau pembentukan. Konsep dan metoda perhitungan konstanta pembentukan bertahap diusulkan oleh N. Bjerrum (1941). Konstanta kesetimbangan penggantian ion terhidrasi M dengan ligan lain L dalam larutan air adalah

rumus

dan konstanta pembentukan overal βn adalah:

pembentuk

Kestabilan termodinamika produk substitusi menjadi lebih besar jika konstanta pembentukannya meningkat.

Di pihak lain, pemahaman efek ligan yang keluar, X, dan ligan yang masuk, Y, pada laju substitusi dan spesi senyawa antara yang dibentuk penting untuk mengelusidasi reaksi kompleks logam. Khususnya bermanfaat untuk merangkumkan struktur elektronik logamnya, stereokimia kompleksnya dan korelasi antara parameter yang mewakili sterik senyawa dan laju reaksi. Umumnya mekanisme reaksi dapat diklasifikasikan menjadi mekanisme asosiatif, pergantian dan disosiatif bergantung pada perbedaan senyawa antaranya (Gambar 6. 26).

gambar 626

Mekanisme asosiatif Bila laju substitusi ligan kompleks bergantung pada ligan, Y, yang berkoordinasi dengan logam pusat dan tidak sensitif pada ligan yang keluar, X, reaksinya mengikuti mekanisme asosiatif yang meningkatkan bilangan koordinasi. Reaksi substitusi semacam ini sering diamati pada kompleks Pt(II) planar tetra-koordinat, dan spesi senyawa antaranya adalah kompleks penta-koordinat bipiramidal segitiga. Reaksinya akan berorde satu

pada baik kompleks tetra-koordinatnya maupun pada Y, dan secara keseluruhan orde kedua. Karena reaksi ini disertai dengan reduksi spesi molekular dalam tahap antara, pengukuran termodinamik reaksi mengindikasikan entropi aktivasi, ∆S, -nya bernilai negatif. Spesi senyawa antara dalam kasus mekanisme asosiatif heksa-koordinat adalah kompleks hepta-koordinat.

Mekanisme pertukaran Bila waktu hidup senyawa antara sangat pendek, reaksi berlangsung melalui mekanisme pertukaran, ketika koordinasi Y dan eliminasi X berlangsung bersamaan.

Mekanisme disosiatif reaksi substitusi yang sangat sensitif pada identitas ligan yang keluar, X, dan praktis tidak sensitif pada identitas ligan yang masuk, mengikuti mekanisme disosiatif dengan penurunan bilangan koordinasi di spesi senyawa antaranya. Mekanisme ini sering dijumpai dalam kompleks heksa-koordinat, dan senyawa antaranya adalah kompleks penta-koordinat yang terbentuk dengan eliminasi X. Karena eliminasi diikuti dengan peningkatan spesi molecular dalam tahap senyawa antaranya, aktivasi entropinya, ∆S, bernilai positif.

Efek trans Dalam kompleks tetra-koordinat bujur sangkar khususnya Pt(II), ligan yang berorientasi trans pada ligan yang keluar X menentukan laju substitusi. Hal ini disebut dengan efek trans. Laju substitusi meningkat dengan peningkatan kemampuan akseptor π atau donor σ ligan trans dalam urutan NH3 < Cl- < Br- < I- < NCS- < PR3 < CN- < CO. Efek yang analog mungkin juga diperlihatkan di kompleks heksa-koordinat oktahedral, walaupun efeknya biasanya relatif kecil.
Kata Pencarian Artikel ini:
reaksi kompleks, reaksi pembentukan kompleks, asosiatif dan disosiatif, reaksi ion kompleks, pembentukan senyawa kompleks logam transisi, reaksi pembentukan senyawa kompleks, reaksi substitusi pada ion kompleks, MSDS kaliumdikromat, rumus kesetimbangan pada kimia, reaksi substitusi komplek logam

LAJU PERTUKARAN H2O DLM ION TERHIDRASI

Laju pertukaran H2O dalam ion terhidrasi dan percobaan tabung reaksi
Kata Kunci: efek absorpsi, H. Taube, klasifikasi laju pertukaran, percobaan tabung reaksi
Ditulis oleh Taro Saito pada 07-12-2009

Laju pertukaran H2O dalam ion terhidrasi. Klasifikasi laju pertukaran yang diusulkan oleh H. Taube (1952) adalah inert, pertengahan, dan labil. Laju pertukaran ion logam golongan utama dan transisi terhidrasi (ion yang terkoordinasi pada air) sangat berbeda bergantung pada identitas spesi logamnya. Karena laju pertukaran ligan air berhubungan erat dengan laju pertukaran ligan lain, sangat bermanfaat untuk perbandingan umum laju pertukaran kompleks ion logam yang berbeda. Untuk logam alkali dan alkali tanah, laju pertukaran sangat tinggi (105-109 s-1), dan kompleks logam ini diklasifikasikan labil. Karena mekanisme disosiatif biasanya dijumpai dalam kasus ini, ion dengan derajat ion yang kecil dan ukuran yang lebih besar menarik ligan air lebih lemah dan laju pertukarannya menjadi lebih besar. Dalam ion logam golongan 12 Zn2+, Cd2+, Hg2+, logam golongan 13 Al3+, Ga3+, In3+, dan ion logam golongan 3 Sc3+, Y3+, pertukaran ligan yang cepat terjadi dengan mekanisme disosiatif.

Di pihak lain, laju pertukaran ion M(II) dari logam transisi blok d nilainya sedang (10-104 s-1) dan laju pertukaran ion M(III) lebih rendah lagi. Laju pertukaran ion d3 Cr3+ dan d6 Co3+ sangat rendah (10-1-10-9 s-1) dan kompleksnya dikatakan inert. Telah banyak studi reaksi pertukaran ligan yang dilakukan. Laju pertukarannya bertambah lambat dengan semakin besarnya energi penstabilan medan ligan. Oleh karena itu, laju pertukaran ligan kompleks logam transisi 4d dan 5d biasanya lambat.

Percobaan tabung reaksi

Reaksi biologis atau kimia yang mudah dilakukan di tabung reaksi sering disebut dengan percobaan tabung reaksi. Larutan dicampurkan dalam tabung reaksi pada suhu dan tekanan kamar dan diaduk untuk diamati perubahan warnanya, pembentukan endapannya, dan hasil rekasinya diterka-terka. Guru besar di universitas kadang-kadang melakukan percobaan seperti ini. Walaupun mudah, percobaan sederhana seperti ini hanya menunjukkan efek absorpsi sinar tampak dan pembentukan endapan. Namun, karena penemuan hebat dapat diperoleh dari percobaan seperti ini, percobaan mudah ini jangan disepelekan.

H. Taube menuliskan bahwa ia menemukan isyarat mekanisme transfer electron koordinasi dalam (inner-sphere electron transfer mechanism) dalam percobaan tabung reaksi. Ia mencampurkan Cr2+(aq) dan I2 dalam tabung reaksi untuk mengklarifikasi oksidasi Cr2+(aq) dan mengamati bahwa perubahan warna [Cr(H2O)6]3+ melalui warna hijau. Warna hijau disebabkan oleh [(H2O)5CrI]2+ yang tidak stabil dan berubah menjadi [Cr(H2O)6]3+ + I-. Ia mengasumsikan bahwa hal ini disebabkan oleh pembentukan ikatan Cr-I sebelum Cr(II) dioksidasi oleh I2. Selanjutnya, ia melakukan percobaan tabung reaksi lain menggunakan [(NH3)5CoCl]2+ sebagai oksidator dan menemukan bahwa Cr2+(aq) diubah menjadi [Cr(H2O)6]3+ melalui [(H2O)5CrCl]2+ yang bewarna hijau. Reaksi ini didapatkan mengikuti mekanisme transfer elektron koordinasi dalam dengan pembentukan jembatan Co-Cl-Cr antara Co3+ dan Cr2+ dan menyebabkan Taube menerima hadiah Nobel beberapa tahun kemudian.
Kata Pencarian Artikel ini:
reaksi logam Al dan air, apa yang dimaksud dengan kompleks pertukaran ion, kompleks pertukaran ion dalam tanah, reaksi pertukaran elektron pada ion logam, reaksi H2O O3, praktikum pembentukan ligan, reaksi h2o dengan UV, Air terhidrasi, reaksi pertukaran ion, reaksi pertukaran ligan

REAKSI REDOKS

Reaksi Redoks
Kata Kunci: bilangan oksidasi logam, mekanisme koordinasi dalam, mekanisme koordinasi luar, Reaksi Redoks, reaksi senyawa, transfer elektron
Ditulis oleh Taro Saito pada 08-12-2009

Bilangan oksidasi logam dalam senyawa logam transisi dapat bervariasi dari rendah ke tinggi. Bilangan oksidasi ini dapat berubah dengan reaksi redoks. Akibat hal ini, jarak ikatan dan sudut ikatan antara logam dan unsur yang terkoordinasi, atau antar logam, berubah dan pada saat tertentu keseluruhan struktur kompleks dapat terdistorsi secara dramatik atau bahkan senyawanya dapat terdekomposisi.

Reaksi senyawa logam transisi dengan berbagai bahan oksidator atau reduktor juga sangat penting dari sudut pandang sintesis. Khususnya, reaksi reduksi digunakan dalam preparasi senyawa organologam, misalnya senyawa kluster atau karbonil logam.

Sementara itu, studi transfer elektron antar kompleks, khususnya reaksi redoks senyawa kompleks logam transisi telah berkembang. Taube mendapat hadiah Nobel (1983) untuk studi reaksi transfer elektron dalam kompleks logam transisi dan mengklasifikasikan reaksi ini dalam dua mekanisme. Mekanisme transfer elektron dengan ligan jembatan digunakan bersama antara dua logam disebut dengan mekanisme koordinasi dalam, dan mekanisme reaksi yang melibatkan transfer langsung antar logam tanpa ligan jembatan disebut mekanisme koordinasi luar.

Mekanisme koordinasi dalam bila [CoCl(NH3)5]2+ direduksi dengan [Cr(OH2)6]2+, suatu kompleks senyawa antara, [(NH3)5Co-Cl-Cr(OH2)5]4+, terbentuk dengan atom khlor membentuk jembatan antara kobal dan khromium. Sebagai akibat transfer elektron antara khromium ke kobalmelalui khlor, terbentuk [Co(NH3)5Cl]+, dengan kobal direduksi dari trivalen menjadi divalen, dan [Cr(OH2)6]3+, dengan khromium dioksidasi dari divalen menjadi trivalen. Reaksi seperti ini adalah jenis reaksi redoks melalui mekanisme koordinasi dalam. Anion selain halogen yang cocok untuk pembentukan jembatan semacam ini adalah SCN-, N3-, CN-,dsb.

Mekanisme koordinasi luar. Bila [Fe(phen)3]3+ (phen adalah ortofenantrolin) direduksi dengan [Fe(CN)6]4- , tidak ada jembatan ligan antar logam dan elektron berpindah dari HOMO Fe(II) ke LUMO Fe(III) dalam waktu yang sangat singkat dan kontak langsung antar dua kompleks. Akibat transfer elektron ini, terbentuk [Fe(phen)3]2+ dan [Fe(CN)6]3-. Reaksi seperti ini adalah reaksi redoks melalui mekanisme koordinasi luar, dan karakteristik sistem kompleks yang memiliki laju substitusi ligan yang sangat lambat dibandingkan dengan laju transfer elektron, khususnya dalam sistem yang memiliki ligan yang sama tetapi bilangan oksidasi yang berbeda, [Fe(CN)6]3- dan [Fe(CN)6]4- yang memiliki laju transfer elektron yang besar. R. A. Marcus mendapatkan hadiah Nobel (1992) untuk studi mekanisme transfer elektron koordinasi luar ini.
Kata Pencarian Artikel ini:
reaksi redoks adalah, reaksi redoks dalam bidang industri, reaksi redoks senyawa karbon, reaksi redoks dalam industri batrei, Reaksi transisi, redoks logam, reaksi-redoks, reaksi reaksi penting logam Fe, elektron koordinasi, reaksi redoks pada batrei

MAKROMOLEKUL

Pengertian Polimer
Kata Kunci: molekul raksasa, Monomer akrilonitril, orlon, pembentukan polimer, polimer poliakrilonitril, politetra-fluoroetilena
Ditulis oleh Utiya Azizah pada 18-04-2009

Kita hidup dalam era polimer. Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan, seperti kapas, wool, dan damar. Polimer sintesis dikenal mulai tahun 1925, dan setelah hipotesis makromolekul yang dikemukakan oleh Staudinger mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, karet untuk ban mobil dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.

Apakah Anda pernah melihat ibu Anda menggoreng telur dengan menggunakan penggorengan teflon? Bila struktur teflon ditentukan, maka molekul teflon ditemukan mengandung rantai karbon dengan mengikat atom-atom fluorin. Tetra fluoroetena (tetra fluoroetilena) merupakan molekul yang sangat non polar dan relatif kecil ukurannya serta cenderung berupa gas pada suhu kamar. Bagaimana caranya molekul tetrafluoroetilena dalam wujud gas dapat bereaksi dengan molekul lainnya membentuk molekul besar yang berantai panjang dan umumnya berupa padatan? Coba perhatikan Gambar 1 untuk membantu Anda memvisualisasikan reaksi tersebut.

gbr12

Gambar 1. Teflon memberikan suatu lapisan yang baik untuk wajan, karena teflon bersifat tidak reaktif dan makanan tidak akan lengket pada wajan

Suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer (poly = banyak; mer = bagian). Suatu polimer akan terbentuk bila seratus atau seribu unit molekul yang kecil yang disebut monomer, saling berikatan dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang saling berikatan membentuk suatu polimer terkadang sama atau berbeda.

Sifat-sifat polimer berbeda dari monomer-monomer yang menyusunnya. Pada contoh diatas, teflon (politetra-fluoroetilena) yang berwujud padat dibuat bila molekul-molekul gas tetra-fluoroetilena bereaksi membentuk rantai panjang. Contoh lain, molekul-molekul gas etilena bereaksi membentuk rantai panjang plastik polietilena yang ada pada kaleng susu. Dapatkah Anda mencari contoh-contoh pembentukan polimer yang lain?

Beberapa contoh monomer ditunjukkan dalam Gambar 2, sedangkan Gambar 3 mengilustrasikan pembentukan polimer.

gbr2

Gambar 2. Beberapa contoh monomer dari kiri ke kanan: vinil klorida, propena, tetra-fluoroetilena, dan stirena

gbr3

Gambar 3. Monomer akrilonitril membentuk polimer poliakrilonitril (PAN), yang dikenall dengan nama orlon, dan digunakan sebagai karpet dan pakaian “rajutan”. Ikatan rangkap pada karbon dalam monomer berubah menjadi ikatan tunggal, dan berikatan dengan atom karbon lain membentuk polimer.
Kata Pencarian Artikel ini:
pengertian polimer, pengertian polimerisasi, pengertian polymer, definisi polimer, materi polimer kimia, bereaksi polimerisasi pada senyawa karbon polimer bebas, apa itu teknologi polimer, apa itu Polymer, penertian polimerisasi, artikel kimia tentang wool

Minggu, 01 Mei 2011

PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU

Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda.

Proses metamorfosis kupu-kupu cukup panjang dan lama namum sederhana. Pertama-tama mulai dari telur yang di letakkan oleh kupu-kupu pada daun (biasanya daun pohon jeruk atau dapat juga pohon yang lain) yang bertujuan nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan makanan ulat tersebut hingga mencapai dewasa setelah tiba waktunya menjadi pupa/ kepompong dan dalam beberapa hari akan menjadi kupu-kupu baru.
Metamorfosis kupu-kupu


TELUR

Telur akan menetas antara 3 – 5 hari, larva akan berjalan ke pinggir daun tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit.

LARVA (ULAT)

Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit.

Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 – 6 kali, dan periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar.

Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau filamen.

Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti makan, berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman benang. Larva telah memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.

Pupa ( kepompong)

Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di dalam pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa anggota tubuh. Pada umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna sesuai dengan sekitarnya. (berkamuflase) . Pembentukan kupu-kupu di dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 – 20 hari tergantung spesiesnya

Kupu-kupu

Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Segera setelah sayap mengering,mengembang dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan terbang.

Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa

PERILAKU KUPU-KUPU:

Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan aktivitas pada siang hari, pada malam hari kupu-kupu akan istirahat dan terlindungan daun pepohonan.

siang kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas mencari makan dan berproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan sendiri-sendiri tetapi sering tampak kupu-kupu jantan dan batina terbang berpasangan dan pada saatnya akan melakukan kopulasi.

Selanjutnya induk kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan inangnya. kupu-kupu yang rentang sayapnya kecil akan terbamg rendah antara 10 cm- 2 m. Sedangkan kupu-kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi sampai ± 10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada bunga-bunga dan menjulurkan probosisnya.

Sumber: http://www.adipedia.com/2011/04/tahap-proses-metamorfosis-kupu-kupu.html

PELANTIKAN HIMABIO




 GENERASI LAMA

 GENERASI BARU

GENERASI BOLEH GANTY TAPI SEMANGAT HARUS TETAP BIOLOGI YES,,,
UNP KEDIRI JAYA............