Senin, 04 Juli 2011

KARAKTERISASI SENYAWA BIOAKTIF isoflavon DAN UJI Aktivitas antioksidan DARI EKSTRAK ETANOLTEMPE berbahan Baku KEDELAI HITAM (Glycine Soja), koro HITAM (lablab PURPUREUS.L.), DAN koro KRATOK (Phaseolus LUNATUS. L.)

KARAKTERISASI SENYAWA BIOAKTIF isoflavon DAN UJI Aktivitas antioksidan DARI EKSTRAK ETANOLTEMPE berbahan Baku KEDELAI HITAM (Glycine Soja), koro HITAM (lablab PURPUREUS.L.), DAN koro KRATOK (Phaseolus LUNATUS. L.)Oleh:Heny Rahma SulistianiABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui kandungan senyawa isoflavon daidzein, Genistein, Glisitein murah Faktor-2 dan melakukan Uji Aktivitas antioksidan PADA tempe kedelai hitam, koro hitam, koro kratok Serta Produk tempenya Bila dibandingkan ekstrak etanol DENGAN Dari kedelai kuning murah Produk tempenya murah beberapa antioksidan maupun Alami antioksidan sintetis. Penelitian dilakukan menggunakan bahan tempe DENGAN koro hitam, kedelai hitam murah tempe koro kratok. Ekstraksi isoflavon DENGAN METODE menggunakan maserasi, identifikasi isoflavon menggunakan METODE HPLC, murah Uji Aktivitas antioksidan DENGAN variasi lama fermentasi Waktu (0, 1, 2, 3, 4 hari) menggunakan METODE DPPH. Perhitungan Aktivitas antiosidan DENGAN menggunakan program SPSS Versi 15. Model Linear Umum-univariete. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Kedelai hitam murah koro hitam memiliki kandungan isoflavon mentah genistein, sedang koro mentah kratok daidzein. Kandungan isoflavon kedelai Total Tertinggi PADA PADA hitam terjadi fermentasi hari ke-2, koro hitam PADA fermentasi hari ke-1, koro kratok PADA hari fermentasi ke-3, kedelai kuning PADA PADA hari fermentasi ke-2. Hasil Uji Aktivitas antioksidan menunjukkan, Aktivitas Tertinggi terjadi fermentasi PADA hari ke-3 UNTUK kedelai hitam, koro hitam, koro kratok Serta kedelai kuning murah kedelai hitam memiliki Aktivitas Yang Tertinggi dibanding senyawa lain seperti DENGAN -karoten, tokoferol -, vitamin C maupun BHT sebagai antioksidan sintetis. DENGAN demikian kedelai hitam Serta Produk hasil fermentasi tempenya hari ke-3 Potensi UNTUK dimanfaatkan sebagai antioksidan Alami. ABSTRAK bertujuan dari penelitian ini adalah: (1) mencari tahu isi dari senyawa isoflavon dari daidzein, genistein, glisitein, dan faktor-2, (2) melakukan uji aktivitas antioksidan dari tempe terbuat dari kedelai hitam, kacang gondok , dan kacang lima dengan variasi panjang fermentasi (0,1,2, 3, 4 day (s)), dan (3) membandingkan aktivitas antioksidan dari kedelai hitam, gondok kacang, dan kacang lima dan produk tempe mereka dengan kedua ekstrak etanol dari kedelai kuning dan produk tempe dan beberapa antioksidan alami (α-tocoferol, ß karoten, asam askorbat) dan antioksidan sintetik BHT. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah kedelai hitam, gondok kacang, dan kacang lima dengan variasi ukuran benih (biji utuh dan biji cincang) dan panjang fermentasi (0,1,2, 3, 4 day (s)). Metode yang digunakan untuk mengekstrak senyawa isoflavon adalah maserasi, dan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi senyawa isoflavon adalah HPLC. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Perhitungan aktivitas antioksidan menggunakan program komputer SPSS, Versi 15. Umum Model - Univariete dan salah satu cara - Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kedelai hitam keseluruhan dan gondok genistein kacang, sedangkan lima seluruh kacang containted daidzein. Isi Total isoflavon terbesar berada di fermentasi 2 hari dari kedelai hitam, dalam fermentasi 1-hari dari kacang gondok, di fermentasi 3-hari dari kacang lima, dan dalam fermentasi 2-hari kuning kedelai. Aktivitas antioksidan tertinggi dalam fermentasi 3-hari dari kedelai hitam, gondok kacang, kacang lima, dan kedelai kuning; kedelai hitam aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan dengan senyawa lain seperti ß-karoten, α-tocoferol, vitamin C, dan BHT antioksidan sintetik. Dengan demikian, kedelai hitam dan produk tempe yang difermentasi selama tiga hari yang potensial untuk digunakan sebagai antioksidan alami.

KRATOK (Phaseolus lunatus)

Selasa, 12 Mei 2009

Pemanfaatan Kacang Kratok (Phaseolus lunatus LINN) Sebagai Bahan Substitusi Dalam Pembuatan Tahu

Harga kedelai yang semakin mahal membuat tahu menjadi mahal sehingga perlu adanya alternatif kacang-kacangan lain yang bisa dimanfaatkan sebagai tahu. Kacang kratok adalah salah satu contoh alternatifnya. Kacang kratok ini banyak dijumpai di daerah Pasuruan bagian timur khususnya di Nguling. Pemanfaatan kacang kratok selama ini hanya digunakan sebagai bahan campuran pengolahan ketan, agar dapat meningkatkan nilai ekonomi dan menambah pemanfaatan kacang kratok maka di coba sebagai bahan substitusi dalam pembuatan tahu.
Kacang kratok yang digunakan dalam pembuatan tahu kali ini adalah 10%. Berdasarkan hasil penelitian Munip (2008), tanaman kratok yang termasuk dalam family Fabaceae memiliki kandungan protein pada biji sebesar 25%, total karbohidrat 70,3% dan mempunyai 388 kalori. Adanya kandungan protein inilah yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan tahu.
Dengan substitusi kacang kratok dihasilkan tahu yang lebih kenyal. Hal ini disebabkan oleh kandungan karbohidrat kratok (58,4%) lebih banyak daripada kedelai (34,5%).Penggunaan kacang kratok dan suhu pemanasan 80o C membuat tahu lebih gurih. Hal ini disebabkan oleh perlakuan suhu 80o C, protein dan lemak tidak banyak yang rusak selain itu substitusi kacang kratok yang kandungan karbohidratnya tinggi berpengaruh juga.
Namun perlu adanya penelitian lebih jauh tentag jumlah subtitusi kacang kratok yang tepat agar dihasilkan tahu dengan nilai produksi rendah tapi keuntungan banyak. Bukankah itu yang diharapkan oleh produsen ?