Rabu, 11 Mei 2011

LAJU PERTUKARAN H2O DLM ION TERHIDRASI

Laju pertukaran H2O dalam ion terhidrasi dan percobaan tabung reaksi
Kata Kunci: efek absorpsi, H. Taube, klasifikasi laju pertukaran, percobaan tabung reaksi
Ditulis oleh Taro Saito pada 07-12-2009

Laju pertukaran H2O dalam ion terhidrasi. Klasifikasi laju pertukaran yang diusulkan oleh H. Taube (1952) adalah inert, pertengahan, dan labil. Laju pertukaran ion logam golongan utama dan transisi terhidrasi (ion yang terkoordinasi pada air) sangat berbeda bergantung pada identitas spesi logamnya. Karena laju pertukaran ligan air berhubungan erat dengan laju pertukaran ligan lain, sangat bermanfaat untuk perbandingan umum laju pertukaran kompleks ion logam yang berbeda. Untuk logam alkali dan alkali tanah, laju pertukaran sangat tinggi (105-109 s-1), dan kompleks logam ini diklasifikasikan labil. Karena mekanisme disosiatif biasanya dijumpai dalam kasus ini, ion dengan derajat ion yang kecil dan ukuran yang lebih besar menarik ligan air lebih lemah dan laju pertukarannya menjadi lebih besar. Dalam ion logam golongan 12 Zn2+, Cd2+, Hg2+, logam golongan 13 Al3+, Ga3+, In3+, dan ion logam golongan 3 Sc3+, Y3+, pertukaran ligan yang cepat terjadi dengan mekanisme disosiatif.

Di pihak lain, laju pertukaran ion M(II) dari logam transisi blok d nilainya sedang (10-104 s-1) dan laju pertukaran ion M(III) lebih rendah lagi. Laju pertukaran ion d3 Cr3+ dan d6 Co3+ sangat rendah (10-1-10-9 s-1) dan kompleksnya dikatakan inert. Telah banyak studi reaksi pertukaran ligan yang dilakukan. Laju pertukarannya bertambah lambat dengan semakin besarnya energi penstabilan medan ligan. Oleh karena itu, laju pertukaran ligan kompleks logam transisi 4d dan 5d biasanya lambat.

Percobaan tabung reaksi

Reaksi biologis atau kimia yang mudah dilakukan di tabung reaksi sering disebut dengan percobaan tabung reaksi. Larutan dicampurkan dalam tabung reaksi pada suhu dan tekanan kamar dan diaduk untuk diamati perubahan warnanya, pembentukan endapannya, dan hasil rekasinya diterka-terka. Guru besar di universitas kadang-kadang melakukan percobaan seperti ini. Walaupun mudah, percobaan sederhana seperti ini hanya menunjukkan efek absorpsi sinar tampak dan pembentukan endapan. Namun, karena penemuan hebat dapat diperoleh dari percobaan seperti ini, percobaan mudah ini jangan disepelekan.

H. Taube menuliskan bahwa ia menemukan isyarat mekanisme transfer electron koordinasi dalam (inner-sphere electron transfer mechanism) dalam percobaan tabung reaksi. Ia mencampurkan Cr2+(aq) dan I2 dalam tabung reaksi untuk mengklarifikasi oksidasi Cr2+(aq) dan mengamati bahwa perubahan warna [Cr(H2O)6]3+ melalui warna hijau. Warna hijau disebabkan oleh [(H2O)5CrI]2+ yang tidak stabil dan berubah menjadi [Cr(H2O)6]3+ + I-. Ia mengasumsikan bahwa hal ini disebabkan oleh pembentukan ikatan Cr-I sebelum Cr(II) dioksidasi oleh I2. Selanjutnya, ia melakukan percobaan tabung reaksi lain menggunakan [(NH3)5CoCl]2+ sebagai oksidator dan menemukan bahwa Cr2+(aq) diubah menjadi [Cr(H2O)6]3+ melalui [(H2O)5CrCl]2+ yang bewarna hijau. Reaksi ini didapatkan mengikuti mekanisme transfer elektron koordinasi dalam dengan pembentukan jembatan Co-Cl-Cr antara Co3+ dan Cr2+ dan menyebabkan Taube menerima hadiah Nobel beberapa tahun kemudian.
Kata Pencarian Artikel ini:
reaksi logam Al dan air, apa yang dimaksud dengan kompleks pertukaran ion, kompleks pertukaran ion dalam tanah, reaksi pertukaran elektron pada ion logam, reaksi H2O O3, praktikum pembentukan ligan, reaksi h2o dengan UV, Air terhidrasi, reaksi pertukaran ion, reaksi pertukaran ligan

Tidak ada komentar: