Senin, 25 April 2011

KECUBUNG
(Datura metel, Linn.)


Kingdom        : Plantae
Filum              : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo               : Solanales
Familia           : Solanaceae
Genus             : Datura
Spesies            : Datura metel

Sinonim:
Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D. fastuosa, Linn. Var alba C.B.Clarke. Daturae folium, Hindu datura, Datura sauveolens, Datura stramonium, Hyoscyamus niger,Black Henbane, Devil's Trumpet, Metel, Downy Thorn-Apple.

Nama Lokal:
Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), Bemebe (Madura), Bulutube (Gorontalo), Taruapalo(Seram), Tampong-tampong (Bugis), Kecubu (Halmahera, Ternate), Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa).
Kecubung juga terdapat di Cina, Inggris, dan Belanda

Nama Melayu:
Kechubung, Terung pengar, Terung pungak
Khasiat : Spasmolitik, antitusif, analgesik

Sifat khas: pahit, pedas, menghangatkan, dan sangat beracun.

Bagian yang digunakan; bunga, daun, dan buah.

Nama simplisia: Datura albae Flos ; bunga Kecubung
                            Datura albae Folium ; daun Kecubung
.
Morfologi:
Kecubung (Datura metel) termasuk jenis tumbuhan perdu tahunan yang mempunyai pokok batang kayu, keras dan tebal.
Cabang     : Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Tinggi dari tumbuhan kecubung 0,5-2 m.

Daun         : Berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan pada bagian tepinya berlekuk lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Serta ujung dan pangkal meruncing dan pertulangannya menyirip. Daun Kecubung berwarna hijau.
 
Bunga       : Bunga Kecubung tunggal menyerupai terompet dan berwarna putih atau lembayung. Mahkotanya berwarna ungu. Panjang bunga lebih kurang 12-18 cm. Bunga bergerigi 5-6 dan pendek. Tangkai bunga sekitar 1-3 cm. Kelopak bunga bertaju 5 dengan taju runcing. Tabung mahkota berbentuk corong, rusuk kuat, dan tepian bertaju 5. Taju dimahkotai oleh suatu runcingan. Benang sari tertancap pada ujung dari tabung mahkota dan sebagai bingkai berambut mengecil ke bawah. Bunga mekar di malam hari. Bunga membuka mnjelang matahari tenggelam dan menutup sore berikutnya.
      
Buah         : Buah Kecubung hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan yang pendek dan  melekat kuat. Buah Kecubung bagian luarnya dihiasi duri-duri pendek dan dalamnya berisi biji-biji kecil warna kuning kecoklatan. Diameter buah ini sekitar 4-5 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang sudah tua berwarna hijau tua. Bakal buah dalam paroan bawah beruang 4 dan pada puncak beruang 2. Buah duduk pada dasar bunga yang menebal dan melebar ditambah sisa-sisa dari kelopak. Buah berbentuk bola, dinding pada waktu masak terpecah kecil-kecil dan tidak teratur.

Biji            : Berwarna kuning cokelat, gepeng berbentuk telinga, berbintik atau bersaluran (tidak terang).
Akar          : Akar Kecubung adalah sistem perakaran tunggang.


Anatomi:
1.      Batang
Batang Kecubung mempunyai jaringan-jaringan sebagai berikut:
·                 Jaringan Epidermis
Terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang, berbentuk persegi, dan dinding selnya dilapisi kutikula. Terdapat stomata di antara sel-sel epidermisnya. Derivat epidermis pada batang terdiri dari stomata, trikomata, sel silika, dan sel gabus.
·                 Jaringan Korteks
Terdiri dari jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Jaringan kolenkim terdapat pada bagian tepi korteks (perifer) dan berbentuk seperti silinder utuh. Jaringan parenkim terdapat pada bagian tepi dekat permukaan batang dan mengandung kloroplas. Parenkim berisi tepung, kristal, dan zat lain. Pada batang muda Kecubung, lapisan sel korteksnya banyak mengandung tepung dan disebut fluoterma.
·                 Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut zat hara dan air dari dalam tanah menuju ke daun. Sedang floem mengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh tubuh.
Tipe jaringan pengangkut pada Kecubung adalah tipe berkas pengangkut bikolateral. Berkas pengangkutnya mempunyai floem kuar dan floem dalam dengan xilem terletak di antaranya.  
·                 Stele
Stele dengan jaringan pengangkut bikolateral mempunyai jendela daun dan jaringan interfasikuler tidak dapat dibedakan satu sama lain.
2.      Daun
Daun Kecubung mempunyai jaringan-jaringan sebagai berikut:
·                 Jaringan Epidermis
Terdiri dari selapis sel dan tidak mengandung plastida yang berkembang baik kecuali sel penutupnya. Sel penutup dikelilingi oleh satu atau lebih sel tetangga (salah satunya lebih kecil) dengan ukuran yang berbeda dari sel epidermis sekelilingnya. Dinding sel epidermis mengandung kutin dan lignin. Pada permukaan epidermis daun banyak terdapat trikoma.
·                 Jaringan Mesofil
Mesofil mengalami diferensiasi menjadi;
§   Jaringan palisade
Berbentuk silindris memanjang pada sumbu transversal daun dan mengandung banyak kloroplas. Tersusun dalam ikatan yang padat menjadi 1 lapis atau lebih.
§   Jaringan bunga karang
Tersusun oleh sel yang tidak teratur, bercabang-cabang, berisi kloroplas. Sel-selnya dipisahkan ruang antar sel yang besar. Sel mesofil yang menyelubungi berkas pengangkut mengandung lebih sedikit kloroplas dan dindingnya lebih tebal.

·                 Jaringan Pengangkut
Mengandung xilem dan floem yang fungsinya sama dengan yang di batang. Berkas floemnya di bagian adaksial dan berkas xilem di bagian abaksial. Selain itu juga terdapat tulang daun yang menguatkan daun serta sebagai jalan transport air dan zat hara yang terlarut di dalamnya pada arus transpirasi dan pada proses translokasi hasil fotosintesis ke bagian tubuh lain.

3.      Bunga
a.          Sepala dan Petala
Terdiri dari jaringan parenkim, berkas pengangkut, dan epidermis. Sepala berwarna hijau karena mengandung kloroplas. Mesofil sepala tersusun atas sel-sel yang isodiametris dan renggang. Epidermis sepala dilapisi kutin tipis dan meiliki trikomata dan stomata.
Petala tidak berwarna hijau karena ada kromoplas dalam vakuola. Mesofil petala terdiri dari perenkim yang terusun rapat dan renggang. Epidermis petala permukaannya agak bergelombang membentuk tonjolan pendek.
b.         Stamen (Benang sari)
Tipe berkas pengangkut stamen Kecubung adalah ampikribral. Jaringan dasar penyusun tangkai sari adalah parenkim tnpa ruang antar sel dan jaringan dasar penyusun kepala sari adalah parenkim yang telah berspesialisasi menjadi sel kelamin.  
c.          Ovarium (Bakal buah)
Dinding bakal buah terdiri dari parenkim dan berkas pengangkut dengan lapisan epidermis di sebelah luar.

4.      Akar
Akar terdiri dari jaringan-jaringan berikut:
v  Jaringan Epidermis
Bulu akar merupakan tonjolan dari epidermis tunggal untuk mnyerap dan menunjang tumbuhan dan disebut trikoblas. Trikoblas berasal dari pembelahan sel induk epidermis (protoderm) yang tidak sama besar.
v  Jaringan Korteks
Tersusun atas jaringan parenkim berisi tepung dan sel idioblas.
§   Eksodermis
Terdiri dari selapis sel, sel panjang, dan memilik pita Caspary yaitu bgian dinding primer yang menebal.
§   Endodermis
Terdiri dari selapis sel yang struktur anatomi dan fungsi fisiologinya berbeda dengan jaringan di sebelah luar dan dalamnya. Sel endodermis mengalami penebalan selulosa dan lignin. Sel yang tidak mngalami penebalan disebut sel peresap yang terletak di depan protoxilem.
v  Jaringan Pengangkut
Terdiri dari xilem dan floem dan unsur bukan pengangkut. Empulurnya terletak di pusat silinder akar dan bersifat seperti parenkim. Xilem akar merupakan bangunan teras di tengah dengan tonjolan serupa jari-jari ke arah luar dan di antaranya terdapat floem.

5.      Buah
Terdiri dari 3 lapisan yaitu epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium.
Kulit buah Kecubung  buah berdaging berparenkim yang dinding buahnya berasal dari karpela dan jaringan lain. Bentuknya seperti bangunan yang disusun oleh parenkim berdinding tipis.

6.      Biji
Terdiri atas beberapa bagian yaitu:
v Embrio
Bekas pelekatan biji pada plasenta berupa hilum. Embrio mempunyai 3 jaringan meristem yaitu protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
v Endosperm terdiri dari endosperm non selular, selular, dan helobial.
Endosperm mempunyai sel berdinding tipis dengan vakuola besar. Berisi cadangan makanan dengan sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel
v Testa berasal dari integumen dan terdiri dari sel berdinding tipis. Epidermis kulit biji berdinding tebaldan berisi zat warna.

Kecubung cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 m di atas permukaan laut. Selain itu tumbuh liar di ladang-ladang, Kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan. Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek.

Kecubung terdiri dari apa aja sih????
Komposisi :
Kecubung (Datura Metel) mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya: hiosin, co-oksalat, zat lemak, atropin (hyosiamin) dan skopolamin.

Toksisitas Kecubung:
Kecubung yang berbunga putih sering dianggap paling beracun dibanding jenis kecubung lainnya yang juga mengandung zat alkaloida. Untuk itu pemakaiannya sangat hati-hati dan terbatas sebagai obat luar.
Perhatian!! Apabila seseorang keracunan kecubung, usahakan jangan sampai tertidur. Dan untuk melawan keracunan tersebut adalah dengan minum kopi yang keras dan usahakan supaya menghirup udara segar sebanyak-banyaknya ataupun minum air jahe yang digodok dengan air kelapa muda sebagai penawar.
Sedangkan keracunan oleh atropin kebanyakan terjadi akibt makan buah atau biji Datura metel. Gejala keracunana adalah hipertermia akibat terhambatnya sekresi keringat, keadaan tertimulasi, halusinasi, dan kejang-kejang klonik yang diikuti dengan stadium hilangnya kesadaran yang dalam. Kematian terjadi akibat kelumpuhan pernapasan pusat.
Terapinya adalah mencegah absorbsi dan menurunkan suhu, pernapasan buatan pada lumpuhnya pernapasan yang membahayakan dan pemberian intramuskular 2 mg piridostigmin (Anticholium) (Mutschler, 1991).

Tahu ga apa manfaat Kecubung??????
Penyakit Yang Dapat Diobati:
Asma, reumatik, sakit pinggang, pegel linu, bisul, eksim, sakit gigi, sakit perut bagian atas, bengkak (obat luar), ketombe (obat luar), sulit buang air besar (obat luar), terkilir (obat luar).

Cara Pakai:
1. Asma (Mengi atau Bengek)
    a. Bahan:  10 lembar daun kecubung
       Cara membuat:  Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur
       sampai kering;
       Cara menggunakan:  Dipakai untuk merokok dengan bungkus
       kelobot jagung.
                 
    b. Bahan: daun dan bunga kecubung secukupnya
       Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dan
       dijemur sampai kering;    
       Cara menggunakan : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya
       tembakau.

2. Reumatik
    Bahan: daun kecubung dan minyak kelapa
    Cara membuat: daun kecubung diremas-remas sampai layu,
    kemudian diolesi dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api;
    Cara menggunakan : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan
    pada bagian yang sakit.

3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul
    Bahan: 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya;
    Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai
    halus dan dibuat adonan sampai merata;
    Cara menggunakan: dipakai untuk bedak atau param gosok pada
    bagian yang sakit.

4. Eksim
    Bahan: 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa;
    Cara membuat: daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan
    minyak kelapa, kemudian dipanggang di atas api;
    Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk
    menggosok bagian badan yang kena eksim.

5. Ketombe
    Bahan: 7 helai daun Kecubung (kering) dan 5 sendok makan minyak kelapa.
    Cara membuat : Masukkan dalam botol dan tutup, kemudian dipanaskan di bawah         sinar matahari selama 7 hari.
    Cara menggunakan: Oleskan pada kulit kepala 2 kali sehari, pagi dan sore.

6. Terkilir
Bahan: Daun Kecubung 14 helai, sereh (dicacah halus) 2 buah, 2 gelas minyak      kelapa
Cara membuat: campuran dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran dipisahkan, minyaknya lalu dihangatkan.
  
7.      Bengkak dan Sulit ke belakang
Bahan: Beberapa helai daun Kecubung dan sedikit minyak kelapa.
Cara membuat: diremas-remas
Cara menggunakan: Letakkan daun tersebut pada kulit yang bengkak. Untuk penderita sulit buang air besar, letakkan remasan daun tersebut di perut.

8.      Sakit Perut Saat Haid
Bahan: Daun Kecubung segar dan beras dalam jumlah sama.
Cara membuat: Giling sampai halus daun Kecubung segar dan beras.
Cara menggunakan: balurkan ke perut bagian bawah. (Ramuan ini juga bisa digunakan untuk pembengkakan payudara akibat bendungan ASI. Caranya membalurkan ramuan tersebut pada payudara yang bengkak.)

9.      Lendir di Tenggorokan
Bahan: Daun Kecubung 3 lembar dan 3 gelas air.
Cara membuat: Cuci dan rebus 3 lembar daun Kecubung segar dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas air. Kemudian saring dan dinginkan. Kemudian Anda juga perlu merebus hingga mendidih air gula asam yang dicampuri gula aren.
Cara menggunakan: Setelah kedua ramuan ini dingin minumlah ramuan kecubung terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan meminum air gula asam

10.     Sakit gigi
Bahan: Serbuk Kecubung yang telah dikeringkan.
Cara membuat: Giling hingga menjadi serbuk bunga kecubung yang telah dikeringkan.
Cara menggunakan: taburkan pada gigi Anda yang nyeri karena berlubang. (Ramuan ini juga bisa digunakan untuk mengatasi nyeri akibat bisul.)





FISIOLOGI Datura metel  (Kecubung)

Fisiologi tumbuhan Kecubung meliputi beberapa proses, yaitu:
1.      Fotorespirasi
Tumbuhan Datura metel merupakan tumbuhan C3. Pada Datura metel, fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisco, enzim siklus Calvin yang menambahkan CO2 pada ribulosa bisfosfat. Disebut tumbuhan C3 karena produk fiksasi karbon organik pertama adalah senyawa berkarbon tiga, 3-fosfogliserat. Tumbuhan ini memproduksi sedikit makanan apabila stomatanya tertutup pada hari yang panas dan kering. Tingkat CO2 yang menurun dalam daun akan mengurangi bahan ke siklus Calvin. Yang membuat keadaan ini memburuk, rubisko dapat menerima O2 sebagai pengganti CO2. Karena konsentrasi O2 melebihi CO2 dalam ruang udara di dalam daun, rubisko menambahkan O2 pada siklus Calvin dan bukannya CO2. Produknya terurai, dan satu potong, senyawa berkarbon-dua, dikirim keluar dari kloroplas. Mitokondria dan peroksisom kemudian memecah molekul berkarbon dua menjadi CO2. Proses ini disebut fotorespirasi karena proses ini terjadi dalam cahaya (foto) dan mengkonsumsi O2 (respirasi. Namun fotorespirasi tidak menghasilkan ATP dan makanan. Sebenarnya fotorespirasi menurunkan keluaran fotosintesis dengan menyedot bahan organik dari siklus Calvin (Campbell, 2000).
Kondisi lingkungan yang dapat mendorong fotorespirasi adalah hari yng panas, kering, dan terik (kondisi yang menyebabkan stomata tertutup (Campbell, 2000).

2.      Respirasi
Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O (Salisbury, 1995). Tujuan respirasi adalah untuk mendapatkan energi melalui proses glikolisis. Senyawa gula diperoleh dari proses fotosintesis. Butiran amilum yang tersimpan dalam jaringan dan organ penyimpan cadangan makanan akan diubah kembali dalam bentuk glukoa fosfat di dalam sitoplasma sel. Kemudian glukosa fosfat akan dipecah menjadi piruvat dan masuk ke dalam siklus Krebs. Selama glikolisis berlangsung dan dalam siklus Krebs akan dihasilkan gas CO2 yang akan dikeluarkan dari dalam sel. Gas tersebut dengan berdifusi akan terkumpul dalam rongga-rongga antarsel dan bila tekanan telah cukup akan keluar dari jaringan.
C6H12O6  + 6O2                                  6CO2       +      6H2O
glukosa                  oksigen                            karbon dioksida             air
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban, ketersediaan jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O2 (Salisbury, 1995).

3.      Transpirasi
Transpirasi adalah keluar/ hilangnya sisa air dalam bentuk uap melalui evaporasi dari permukaan lembab jaringan internal (sel basah) bagian tanaman yang terbuka, khususnya daun. Transpirasi merupakan proses fisiologis tertentu untuk membuang kelebihan air. Proses ini diatur oleh tanaman dengan gerakan sel penutup stomata dan terjadi pada siang hari. Hanya sebagian kecil air yang diserap melalui akar digunakan dalam proses metabolisme, hampir 95% dibuang melalui proses transpirasi
Fungsi penting air dalam tumbuhan adalah untuk mnjaga turgiditas sel. Ada 3 macam tipe transpirasi yaitu transpirasi stomata, kutikula, dan lentisel. Tumbuhan Datura metel menggunakan 2 tipe transpirasi di antaranya yaitu:
Ø  Transpirasi stomata
Merupakan bentuk paling umum dan kira-kira 90% total transpirasi. Stomata terdapat pada permukaan daun, epidermis batang muda dan buah yang muda.
Ø    Transpirasi lentisel
Lentisel terdapat pada periderm batang berkayu dan buah sebagai ventilator. Transpirasi melalui lentisel hanya kurang lebih 80%.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi, yaitu: kelembaban, angin, cahaya, temperatur, tekanan atmosfer, dan kadar air dalam tanah/media.

4.      Fotosintesis
Tumbuhan Datura metel mampu melakukan fotosintesis seperti tumbuhan lain. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan tenaga cahaya matahari. Dengan adanya sinar matahari, pigmen-pigmen fotosintetik (terutama klorofil) akan teraktivasi sehingga dihasilkan energi berupa ATP dan NADPH. Energi-energi tersebut akan dimanfaatkan untuk mensintesis karbohidrat sederhana pada reaksi gelap. Karbohidrat yang terbentuk akan diangkut pula ke bagian-bagian organ nonfotosintetik (batang dan akar) dan sebagian akan disimpan dalam bentuk amilum.
                                                            cahaya matahari
Reaksi fotosintesis:  6CO2 + 12H2O                       C6H12O6 + 6H2O + 6O2
                                    Karbon dioksida              klorofil          glukosa                      air            oksigen

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah
-                                              Faktor luar meliputi cahaya, jumlah CO2, temperatur, jumlah H2O.
-          Faktor dalam meliputi: klorofil (faktor utama), produk akhir fotosintesis, susunan anatomi daun, dan hidrasi pada protoplasma.



Sumber:
Campbell, Neil A., 2000, Biologi edisi 5 jilid1, 196, Erlangga, Jakarta
Salisbury, Frank B., 1995,  Fisiologi Tumbuhan, 71-85,89, ITB, Bandung
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/024/kes4.html

Tidak ada komentar: